Consultan dan Mining Service adalah Partner kerja penambangan yang sangat effisien dengan Sumber Daya Manusia yang berpengalaman dan sampai saat ini kami telah bekerja sama dengan beberapa Investor dengan hasil yang sangat memuaskan

Tentang Kami

Foto saya
Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
CV. SINAR FAJAR INDONESIA didirikan pada January 2011 dengan akta notaris NO.W18-U4/26/HK.02.3/I 2011 merupakan badan usaha disegala biding, baik dibidang Pekerjaan Umum, Pertanian, Supplier, dll. CV. Sinar Fajar Indonesia berkantor di kecamatan Samboja Kutai Kartanegara Kalimantan timur. Sejak tahun 2009 CV. Sinar Fajar Indonesia yang awalnya bergabung dengan CV. Berkah Utama telah memulai berkarya dibidang jasa pertambangan dan eksplorasi. Didukung dengan tenga ahli yang berpengalaman baik alumnus universitas di wilayah Kalimantan maupun diluar Kalimantan.

Jumat, 03 Februari 2012

Dongeng Gunung Piramida Science, myth, and hope were mixed here !


Serunya percaturan gunung piramida di Jawa Barat cukup membuat sibuk kawan-kawan ahli geologi. Cerita atau lebih tepatnya polemik ini menjadi sebuah kajian cukup seru dalam diskusi di mailist IAGI-net. Ya Milist Ikatan Ahli Geologi Indonesia ini tergelitik dengan munculnya nama-nama ahli geologi yang aktif meneliti kebencanaan purba.
Bahkan IAITB Geologi menyelenggarakan kegiatan gowes bareng mengelilingi Gunung Sadahurip ini.
:( “Waaah, Pakdhe juga penggemar piramida juga, ya ?”
:D “Thole, apapun yang ada dimuka bumi ini menarik, terutama setelah dibumbui kajian saintifik, mitos dan juga harapan. Tambahan pula adanya polemik dalam membicarakannya”.
Saya menuliskan hal ini setelak Prof. Koesoemadinata mempertanyakan hal yang menarik “Saya masih tetap tdk mengerti kalau ‘piramid’ Sadahurip dihubungkan dg katastrofi purba, apakah ada katastrofi apa yg terjadi sehubungan dg Sadahurip itu?” Demikian pertanyaan Pak Koesoema.
Tulisan ini pendapat pribadi saja sebagai pendongeng geologi dalam menjelaskan fenomena sebuah fenomena.
Yang saya dengar dari kawan-kawan peneliti kebencanaan adalah hubungan yg mungkin tidak punya relevansi langsung, atau malah tidak sama sekali, dengan kejadian kebencanaan. Hubungan temporal atau kausal mungkin tidak lagi relevan dalam hal ini.

Awalnya sebuah penelitian ilmiah kebencanaan masa lalu.

Penelitian kebencanaan masa lalu (katastropik purba) salah satunya mencari kejadian-kejadian geologi katastropik, misal gempa, longsor dan lainnya yang terjadi pada satu tempat tertentu. Termasuk melakukan trenching dengan melihat adanya paleo tsunami sediment. Seperti pemaparan Pak Andang Bachtiar, awalnya studi ini merupakan sebuah riset ilmiah, sebuah usaha mencari informasi apakah (bagaimanakah) terjadi perulangan kejadian bencana. Endapan longsoran tentunya bisa dibedakan dengan endapan traksi (end sungai).
Salah satu dongengan hal ini pernah dituliskan juga di dongeng ini disini.
Komunitas Geologi yang mengelilingi Gunung Piramid
Singkat cerita menurut salah satu anggota team ini menemukan ada gejala kebencanaan disekitar daerah ini (mungkin gempa atau longsoran terpicu gempa dsb). diantaranya ada gejala katastropik disekitar Sadahurip dan G Padang (saya kurang jelas mana dulu yg ditemukan).
Lah kok “ndilalah” ada seseorang yang memotret gunung dengan morfologi seperti piramida (G Sadahurip). Dan ini mengundang polemik berkelanjutan apalagi ada kelompok lain yang konon mengeklaim menemukan hal sama (morfologi piramida) di Gunung-gunung di Jawa Barat. Kelompok ini memang berbeda dengan team katastropik purba.
Entah apa sebabnya kemudian piramida ini yang mencuat lebih ramai ketimbang riset kebencanaan purba.
:( “Looh jadi menurut Pakde, disitu ada Piramida terkubur seperti Mesir apa ndak ?”
Dan akhirnya malah ada “spekulasi” menghubungkan bencana purba dengan piramid ini mencuat juga. Spekulasi tentang kebudayaan juga bermunculan termasuk “spekulasi” adanya kebudayaan tinggi pada jaman dahulu di Indonesia. Spekulasi bahwa Indonesia ini kebudayaannya sangat maju di jaman dahulu. Tambahan pula dengan adanya issue Atlantis ! di Sunda lagi !
Salah satu spekulasi yang terdengar adalah, piramida ini “sengaja” ditutup oleh manusia Indonesia (manusia Sunda ultra moderen) karena manusianya berpindah setelah adanya bencana. Sampai disini sepertinya make sense, tapi buat saya masih ruwet. Karena sependek pengetahuan saya, pada jaman batu belum ada budaya tinggi. Mirip cerita tentang spekulasi INCA berhubungan dengan UFO juga di klaim sama juga disini. Absurd kalau menurut saya, tapi banyak yang mempercayainya.
Peradaban pada saat itu bukan budaya menutupi, bahkan cerita dan kisah Nabi lebih sering menceriterakan narsisme. Atau adu pamer kekuatan, pamer kecantikan dll. Bukan menyembunyikan. Kita tahu awalnya semua program komputer itu bebas diedit dan dimodifikasi, tetapi dengan sistem lisensi pembeli tidak punya hak lagi. Nah budaya lisensi ini juga masih baru. Budaya menutupi ilmu juga belum lama.
Spekulasi lainnya adalah piramida ini “tempat persembunyian”. Jadi mereka barangkali terkubur didalam. Lah kalau terkubur didalam sepertu bungker, berarti siapa donk yang menguburnya ? Apakah terkubur alami atau buatan ? Itulah teka dan tekinya. Unik kaan ?
Tehnik yang dilakukan pembuktian ini juga dengan tehnik moderen, ya diantaranya dengan memanfaatkan IFSAR (interferometric synthetic aperture radar), juga dengan penggalian dan pengeboran, bahkan katanya dengan karbon dating utk melihat kapan dikuburnya budaya ini, karena takut “dicuri” tadi. Adanya lokasi bekas quary (penggalian) yg diinterpretasikan untuk mengubur piramid dsb juga diklaim diketemukan didekatnya.
:( “Pakdhe, katanya ada Ahli Atlantis juga mau menengok gunung eh piramida ini looh”.
Namun setiap ahli geologi  (terutama saya), semestinya tidak dapat memungkiri bila memang ada sebuah kejadian katastropik dimasa lalu. Misal bila sedimen-sedimen disitu memang menunjukkan adanya sebuah endapan hasil longsoran besar, atau sedimen tsunamigenic yg tebal dan berulang dsb. Lah wong hampir semua endapan lereng Gunung Merapi kan endapan katastopik kan ? Salah satu mekanisme denudasi ya longsor, yang mungkin saja dipicu oleh gempa atau gunung meletus. Kalau kita telusuri sebenarnya setiap pembentukan atau perubahan roman muka bumi ini adalah sebuah bencana bila terkena lingkungan pemukiman atau daerah aktifitas manusia. Endapan banjir, endapan longsoran, gunung meltus, pengangkatan sebuah gunung karena gaya endogen sejatinya sebuah pematahan atau pembentukan lipatan. Mekanisme pembentukan roman muka bumi ini adalah peristiwa dinamika bumi. Yang akhirnya disebut bencana ketika ada manusia yang terganggu.

Science, myth, and hope were mixed here !

Salah satu latar belakang dari (kasus piramida) ini menurut saya adalah “kerinduan” rakyat Indonesia pada sebuah kejayaan bangsa ini ! Kemudian dicari-cari kisah kejayaan masa lampau untuk meningkatkan rasa percaya diri. Memang tujuannya mulia sekali demi bangsa yg sedang minder dan anti pemerintah yg korup dsb. Namun kalau dihubungkan dengan sains kegeologian ya saya akan mengatakannya secara terpisah antara cerita kebencanaan dan cerita kejayaan bangsa. Juga tidak dipungkiri adanya polemik justru menumbuhkan pariwisata dsb, memang bukan hal aneh. Karena ada yg dapat mengambil manfaat ekonomis disitu.
:( “Pakdhe tahu kalau didalamnya ada piramida ya ?”
:D “Uwis, ga usah memaksakan kalau memang ga ada ya ngga apa-apa. Kita tetap bangsa yang besar tanpa piramida dan tanpa atlantis sekalipun !
“Kalau mau iseng bisa saja membuat “circle crop” didekat situ, untuk menambah kisah seru dan supaya daerah ini menjadi objek wisata baru”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar