Cerita tentang deposit Uranium di Indonesia tentunya sangat menarik.
Namun sebelum melihat depositnya kita lihat dulu bagaimana kisah deposit
ini di saentero dunia. Pak Sukmandaru ketua MGEI (Masyarakat Geologi
Ekonomi Indonesia) yang merupakan organisasi dibawah IAGI melantunkan
ceritanya dibawah ini.
“Whadduh Pakdhe, lah nanti ada radiasi keluar dari lokasi-lokasi terdapatnya tambang Uranium ini juga ya ?”
“Thole alam itu juga mengeluarkan radiasi juga yang secara alami sudah akan dikompensasi oleh alam itu sendiri. Pemanfaatannya yang perlu diketahui caranya secara benar. Makanya belajar, jangan sampai kamu takut karena tidak tahu. Tapi perlu waspada karena mengerti potensi bahayanya !!”
Menurut Pak Sukmandaru ahli pertambangan di Indonesia ini
melantunkan, bahwa sampai kini, ada belasan model keterdapatan U
(Burrows, 2010 – meringkaskannya ada 13 tipe deposit) dimana sebagian
sudah ditambang secara komersial (di luar Indonesia tentunya). Sebagian
deposit tersebut bukan merupakan tambang/ daerah prospek “single commodity”
U, tetapi yang biasanya merupakan gabungan dengan komoditi lainnya
(seperti Olympic Dam di South Australia yang mengandung Cu, Au dan U…..
walaupun U-nya belum diproduksi secara komersial). Kadar U dari berbagai
tipe deposit tersebut bervariasi dari 0.03 sd 25.0%.
Fig. 1 . Distribusi sumberdaya U berdasar Negara (Red Book, 2007 – dari IAGI-MGEI Luncheon Talk, 2010)
“Wah, Ustrali paling banyak uraniumnya ? Ini yang membuat orang asli aborigin itu item-item, gosong ya, Pakdhe ?”
“Hust, ga ada hubungannya !”
Dari kompilasi Burrows (2010), U yg terkandung dalam sedimentary
phosporite (disebut sbg tipe Phosphorite) menyumbang jumlah sumberdaya
global (tingkat dunia) terbanyak (6,5 juta ton U). Tetapi kadar U pada
tipe deposit ini relative rendah yakni 50 – 500ppm. Seluruh tipe deposit
ini dideliniasi dari cekungan tua (Phanerozoic) di USA, Maroko dan
Yordania, walau sampai saat ini belum ada yg berproduksi.
Penyumbang terbesar kedua dari cadangan global adalah dari type deposit “black shale”
yakni 4,4 juta ton dengan kadar rendah 50 – 400ppm (seperti halnya type
phosphorite, belum ada produksi tercatat dari type deposit ini).
Lagi-lagi deposit ini berasal dari cekungan sedimen tua berumur Cambrian
(spt Alum Shale-Ranstad di Swedia).
Terbesar ketiga adalah “Sandstone hosted” yakni sebesar 1,5
juta ton U. Menariknya, type deposit ini punya kisaran umur panjang dari
Phanerozic sampai Tertiary. Kadar rata-rata adalah 50 – 500ppm, dan
sampai 2007 sudah diproduksi sekitar 10,000 ton U yg merupakan 30%
produksi dunia (yakni dari Kazakhstan, Australia, Gabon, Nigeria dan
Argentina). Uranium pada deposit ini diendapkan sbg uranitite atau
coffinite, diendapkan dari air formasi (basinal brines) yang
berinteraksi dengan reductant spt carbonaceous material, hydrocarbon dan
mineral sulfida. Deposit ini umum terendapkan dalam bentuk (1) tabular
sejajar dengan lapisan batupasir, (2) roll-front deposit membentuk tubuh
deposit melengkung, atau (3) deposit pengisian sepanjang patahan/
struktur. Beberapa deposit baru tipe ini diketemukan di Kazakhstan pada
sedimen (batupasir) Paleocene-Eocene (spt Inkai, Moinkum dll) yang
berdampingan dengan cekungan minyak . Mungkinkah type spt ini ada di
Indonesia?
Deposit dengan kadar relative tinggi adalah “unconformity related”,
kadar rata-rata 1.0 – 25% U. Tipe ini menyumbang sekitar 650,000 ton
global resources. Beberapa penemuan baru di Kanada (Athabasca basin) dan
Australia (Ranger basin) berasal dari type ini. Sekitar 20% produksi U
dunia berasal dari tipe ini. Type ini diendapkan pada basin tua (basal
zone) yang menumpang diatas basement (biasanya metamorphic) dengan
kandungan U.
Type deposit lain yang berhubungan dengan magmatisme (intrusive/ plutonic related) adalah:
- a. IOCG (Iron Oxide Copper Gold) – global resource sebesar 900,000 ton, dengan contoh Olympic Dam (Australia)
- b. Intrusive – pegmatite hosted – global resource sekitar 290,000 ton, contoh di Greenland, South Africa, dan penemuan baru di Rossing (Namibia).
- c. Volcanic – caldera associated – 210,000 ton, spt di Dornot (Mongolia), Xiangshan (China), McDermit (USA)
Bagaimana dengan Indonesia? Sampai kini belum ada laporan ttg
keterdapatan (occurrences) U yg berasosiasi dengan batu sedimen. Namun,
dari setting geologinya, type deposit yg berhubungan dengan magmatisme
kemungkinan sekali bisa terjadi, baik sbg “intrusive/ plutonic related” maupun “volcanic hosted”.
Untuk tipe IOCG, kemungkinan keterdapatannya di Indonesia kecil,
karena sejauh ini IOCG terjadi di lingkungan magmatisme alkaline tua
(Proterozoic) – walaupun di diskusi MGEI, bbrp kawan membantahnya bahwa
IOCG bisa saja terjadi di lingkungan magmatisme muda spt yg terjadi di
Andes. Beberapa model keterdapatan U diilustrasikan pada diagram di
bawah ini.
Note ” Coba bandingkan gambar diatas dengan gambar penampang tektonik yang sering digambarkan di dongengan ini”
Tentunya mudah melihat kemiripan penampang tektonik sederhana tentang
terbentuknya gempa bumi dengan pola tektonik terdapatnya Uranium. Ya
memang keduanya dibangun dari pemikiran yang mirip tentang proses utama
di bumi ini. Tektonik memang sangat komoleks terbentunya namun juga
sangat banyak sumberdaya yang dibentuknya.
“Assyik, aku belajar tektonik saja lah !”
Tidak semua Uranium berasosiasi dengan gunung api. Namun juga batuan
sedimen dapat menjadi sumber terendapkannya mineral mengandung uranium.
Endapan-endapan hasil erosi gunung batuan beku yang awalnya mengandung
uranium malah akan tersaring secara alamiah.
Fig. 4. Model deposit U di lingkungan sedimen (Burrows, 2010)
Dan tentusaja dalam lingkungan vulkanik active seperti yang
terbanyak di Indonesia juga memiliki kemungkinan terdapatnya jebakan
Uranium ini.
Indonesia sebagai negara yang memiliki kondisi tektonik yang sangat
kompleks tentusaja akan memiliki potensi terdapatnya uranium ini. Dan
BATAN sebagai satu-satunya otoritas pengelola mineral radioaktif telah
mengeluarkan peta sumberdaya spt yg ada di bawah ini.
Demikian sekelumit cerita terdapatnya Uranium di dunia dan
kemungkinan adanya di Indonesia. Semoga seteguk dahaga keingin tahuan
tentang uranium bisa mengurangi kehausan ilmu .
“Looh Pakdhe, yang di Indonesia dimana saja detilnya dan jumlahnya ? “
“pssst Thole, ini kalau ketahuan negeri asing bahwa Indonesia banyak mengandung uranium nanti malah pada dateng kesini. Wong kita mau bikin PLTN memanfaatkan uranium saja banyak yang nolak. Pssst diem dulu aja ya !”
(Sumber : Sukmandaru, Ketua MGEI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar