Widjajono Partowidagdo
Subkhan AS
subkhan@majalahtambang.com
Jakarta-TAMBANG. Wakil Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo, mengungkapkan tingginya besaran subsdi listrik disebabkan karena kurang optimalnya program pengalihan penggunaan batubara sebagai bahan baku pembangkit listrik.
Padahal, lanjut Widjajono, Perusahaan Listrik Negara (PLN) seharusnya bisa mengoptimalkan peran batubara sebagai pengganti minyak. Dimana, penggunaan batubara sebagai bahan baku akan jauh lebih hemat ketimbang minyak.
“Coba lihat di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, kalau pakai batubara hanya dibutuhkan dana Rp 800/kwh, sedangkan dana yang dibutuhkan minyak mencapai Rp 3500/kwh,” ucap Widjajono di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa 10 April 2012.
Lebih lanjut, Widjajono mengatakan, sebenarnya kalau saja program batubara yang 10 megawatt dari Cina itu berjalan, maka besaran subsidi listrik tidak akan membengkak seperti sekarang ini. Sebagaimana yang tertera dalam APBN P 2012, pemerintah telah memberikan anggaran sebesar Rp 60 trilun untuk listrik.
Karena itu, Widjajono mengancam akan menegur keras Direktur Utama PLN, jika saja PLN enggan mengoptimalkan penggunaan batubara sebagai bahan baku penghasil listrik.
“Kalau perusahaan negara tidak mau pakai barang murah tapi pakai mahal, maka diganti aja Dirutnya, itu kan merugikan masyarakat,” pungkasnya.
subkhan@majalahtambang.com
Jakarta-TAMBANG. Wakil Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo, mengungkapkan tingginya besaran subsdi listrik disebabkan karena kurang optimalnya program pengalihan penggunaan batubara sebagai bahan baku pembangkit listrik.
Padahal, lanjut Widjajono, Perusahaan Listrik Negara (PLN) seharusnya bisa mengoptimalkan peran batubara sebagai pengganti minyak. Dimana, penggunaan batubara sebagai bahan baku akan jauh lebih hemat ketimbang minyak.
“Coba lihat di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, kalau pakai batubara hanya dibutuhkan dana Rp 800/kwh, sedangkan dana yang dibutuhkan minyak mencapai Rp 3500/kwh,” ucap Widjajono di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa 10 April 2012.
Lebih lanjut, Widjajono mengatakan, sebenarnya kalau saja program batubara yang 10 megawatt dari Cina itu berjalan, maka besaran subsidi listrik tidak akan membengkak seperti sekarang ini. Sebagaimana yang tertera dalam APBN P 2012, pemerintah telah memberikan anggaran sebesar Rp 60 trilun untuk listrik.
Karena itu, Widjajono mengancam akan menegur keras Direktur Utama PLN, jika saja PLN enggan mengoptimalkan penggunaan batubara sebagai bahan baku penghasil listrik.
“Kalau perusahaan negara tidak mau pakai barang murah tapi pakai mahal, maka diganti aja Dirutnya, itu kan merugikan masyarakat,” pungkasnya.
http://majalahtambang.com/detail_berita.php?category=18&newsnr=5589
Tidak ada komentar:
Posting Komentar